Laman

Rabu, 27 November 2013

Kejutan Gurita Merah


Prajurit istana laut mengumumkan bahwa seminggu lagi akan digelar pesta rakyat. Taman terumbu karang di alun-alun istana dipilih sebagai tempat digelarnya pesta yang rutin dirayakan setiap tahun itu.
Penghuni laut terlihat antusias. Mereka berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk memeriahkan pentas seni. Ini adalah kesempatan untuk menghibur Raja Penyu yang akan hadir pada acara tersebut.
Pasukan Ikan Barakuda dibawah pengawasan Panglima Pari mulai membangun panggung. Dengan sigap Gurita Merah bersama penghuni laut lainnya ikut membantu. Dalam sekejap terumbu karang disulap menjadi panggung megah nan indah.
“Terima kasih atas bantuan kalian,” kata Panglima Pari sambil menundukkan wajahnya sebagai tanda hormat.

“Kami bangga bisa membantu, Panglima,“ jawab Gurita Merah diikuti anggukan teman-temanya.
          “Baiklah, sampai ketemu saat pesta nanti,” Panglima Pari meninggalkan terumbu karang diikuti Pasukan Barakuda.
***
Dua hari menjelang pesta, penghuni laut tampak sibuk. Namun Gurita Merah justru bingung. Dari balik batu besar, ia mengamati kegiatan teman-temannya di alun-alun istana.
Ubur-ubur, Putri Duyung, dan si kembar Ular Laut sedang latihan bersama. Sekelompok ikan berwarna cerah dan Ikan Lepu Ayam berjalan mondar-mandir dengan anggun sambil memamerkan sirip indahnya.
“Apa yang kau lakukan di sini, Guri?” Sapa Kuda Laut mengagetkan Gurita Merah.
“Eh, oh, hmm, aku... aku hanya ingin melihat-lihat,” sahut Gurita terbata.
“Ayo, bergabunglah dengan kami. Kita latihan bersama!” ajak Kuda Laut.
“Hmmm, tidak. Maaf, aku pulang dulu, ya,” Gurita meninggalkan Kuda Laut.
Di dalam rumahnya, Gurita Merah berjalan mondar-mandir. Sudah berkali-kali ia berlatih sulap, namun hasilnya tak sehebat saat ia tampil bersama Ubur-ubur dan Ular Laut di pesta rakyat tahun lalu.
Andai saja Ubur-ubur dan si kembar Ular masih mau bermain sulap bersamaku, keluh Gurita. Ia berjalan gontai menuju jendela, ditebarkan pandangannya ke halaman. Rumput laut  yang melambai menarik perhatiannya.
“Aha... aku ada ide.” Gurita melesat pergi dan kembali lagi dengan setumpuk rumput laut. Dengan cekatan ia memotong dan mengikat rumput laut, kemudian mengenakannya di kepala.
“Tapi... ini belum istimewa,” keluhnya saat mendapati bayangannya di cermin. Dengan geram dilahapnya helaian rambut palsu rumput laut yang menjuntai ke mulutnya.
“Hmmm... ini baru istimewa,” Gurita bersemangat mengunyah rumput laut. Ia kembali ke halaman untuk mengambil rumput laut, dan membawanya ke dapur.
Dengan cekatan Gurita menggunakan lengan-lengannya untuk memotong, mengaduk, memasak, dan menyajikan rumput laut menjadi makanan lezat dalam sekejap.
Keesokan harinya, Gurita kembali melatih kecepatan memasaknya. Ia pun menambah daftar menu makanan berbahan rumput laut yang akan disajikan pada saat pesta rakyat nanti.
Hari mulai gelap, namun Gurita masih saja sibuk di dapurnya. Saat semua penghuni laut terlelap, Gurita berhasil menyempurnakan masakannya. Ia pun bergegas menemui Panglima Pari untuk mendaftarakan diri di pertunjukan pentas seni.
“Ide kreatifmu sangat bagus. Tapi, kenapa baru sekarang mendaftar, padahal besok pagi acara akan dimulai,” kata Panglima Pari ragu.
“Maaf, Panglima, saya terlambat. Tapi... berilah saya kesempatan,” bujuk Gurita.
Panglima Pari tampak bingung, ia memanggil beberapa prajurit istana yang melintas saat berjaga malam. Panglima berbisik dan dijawab dengan anggukan prajurit.
“Baiklah, Guri, kami akan membuatkan panggung khusus untuk atraksimu besok,” Panglima Pari meluluskan permintaan Gurita Merah.
Gurita senang sekali. Ia tak sabar menunggu pagi untuk menunjukkan kejutan istimewanya untuk Raja Penyu dan teman-temannya.
***
            Pagi yang dinanti pun tiba. Dengan wajah berseri, penghuni laut berkumpul di alun-alun istana. Gegap gempita menyambut kedatangan Raja Penyu bersama pasukan Ikan Barakuda yang gagah.
Panggung terumbu karang kian semarak dengan penampilan penghuni laut. Tarian kolosal Ubur-ubur dipandu nyanyian Putri Duyung membuat seluruh hadirin berdecak kagum.
Penonton pun dimanjakan dengan keindahan warna-warni ikan hias yang dipimpin oleh Ikan Lepu Ayam. Mereka berjalan gemulai di atas panggung, bagaikan parade peragaan busana. Sekelompok Kuda Laut pun tampil memukau dengan senam massalnya, diakhiri dengan tarian akrobatik si kembar Ular Laut.
“Dan inilah penampilan terakhir. Mari kita sambut bersama, Gurita Meraaaah...,” pemandu acara mempersilahkan Guri. Seluruh penghuni laut berbisik penuh curiga.
“Aku tak pernah melihat Guri berlatih. Apa dia bisa sehebat kita?” celetuk Ubur-ubur.
“Aku pernah memergokinya mengintip kita berlatih. Dan dia menolak saat kuajak bergabung,” kata Kuda Laut.
“Ah... pasti dia akan melakukan atraksi sulap yang membosankan itu,” tebak Ular Laut.
“Sttt... jangan begitu, teman-teman. Apapun itu, hargailah usaha Guri,” bela Putri Duyung.
Di atas panggung, Guri mengenakan rambut palsu rumput lautnya. Membuat Raja Penyu dan penonton yang hadir tertawa geli. Guri mengeluarkan rumput laut, buah durian, nangka, dan susu cair untuk memasak.
“Rumput laut yang bergizi ini akan menjadi bahan utama makanan ini,” jelas Gurita Merah.
 “Aku tidak suka rumput laut,” bisik Ikan Lepu Ayam yang duduk di barisan penonton.
Guri mulai memasak. Cekatan dan sangat cepat. “Taraaa... selamat menikmati hidangan bergizi,” Guri merentangkan seluruh lengannya sambil membawa makanan.
Delapan menu dari rumput laut tersaji menggugah selera. Ada puding karamel, es krim, es campur, manisan, mie pangsit, bakwan, kripik, dan permen lolipop disajikan dengan bentuk yang indah.
Kecepatan memasak yang terlatih membuat Raja Penyu takjub. Rasa rumput laut yang nikmat, dengan tampilan lucu, membuat Raja Penyu melahap hingga tak bersisa. Guri pun mendapat  gelar kehormatan sebagai koki cerdas.
Ternyata Guri juga menyiapkan menu tersebut untuk seluruh penghuni laut yang hadir, termasuk teman-temanya.
“Masakanmu lezat, Guri,” puji Putri Duyung membuat Guri tersipu malu.
“Maafkan aku, Guri, karena meremehkanmu. Ternyata kamu lebih baik daripada aku,” sesal Ular Laut.
“Ya, aku bahkan tak membantumu, padahal kau menyiapkan ini semua untuk kami,” sambung Ubur-ubur.
“Aku memang ingin memberikan kejutan istimewa untuk kalian,” Gurita Merah tersenyum merentangkan lengan-lengannya.
Ubur-ubur, Ular Laut, Putri Duyung dan Kuda Laut merapat dalam lengan Guri, mereka berpelukan. Sejak saat itu, mereka tak pernah lagi meremehkan teman-temannya. Dan persahabatan mereka semakin erat.


***

4 komentar: